Ini adalah bagian dari tulisan berseri Better Habits Challenge.

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum membentuk sebuah habit adalah memilih habit apa yang akan kita bangun.

Memilih habit yang tepat, maka progress-nya akan mudah. Sementara memilih habit yang salah, maka hidup pun akan jadi lebih sulit.

Jadi di tulisan ini kita akan membahas bagaimana memilih habit yang tepat untuk dibangun.

Kebanyakan orang saat membangun sebuah habit, secara alami mereka mulai berpikir hasil apa yang akan dicapai. Contoh: “saya mau turun berat badan” atau “saya mau berhenti merokok”.

Ada cara yang lebih baik, yang disebut dengan Identity-Based Habits. Mulai dengan fokus ke “kita mau jadi siapa?”, bukan ke “apa yang mau kita raih?”

Oke, seorang yang jarang olahraga, bisa saja meyakinkan dirinya untuk mulai jalan, lari, nge-gym, atau apapun yang menurutnya bisa dilakukan. Sekali atau dua kali mungkin masih mudah dilakukan.

Tapi kalau orang itu tidak mengubah belief-nya di belakang perilakunya, maka akan sangat sulit untuk bisa menjadi habit yang kontinyu secara jangka panjang. Improvement yang dilakukan hanya bersifat sementara.

  • Tujuannya bukan mendapatkan nilai A, melainkan menjadi orang yang belajar setiap hari
  • Tujuannya bukan menyelesaikan lukisan, melainkan menjadi pelukis
  • Tujuannya bukan memenangkan kompetisi, melainkan menjadi orang yang berlatih setiap hari

Level tertinggi dari motivasi internal adalah ketika habit menjadi bagian dari identitas.

Ini membawa kita kepada pertanyaan penting: jika identitas memiliki peran penting pada perilaku, lalu dari mana asal datangnya identitas itu?

Secara garis besar, identitas muncul dari habit yang kita lakukan. Semakin sering kita mengulang sebuah perilaku maka semakin kuat pula identitas yang berkaitan dengan perilaku tersebut. Dan semakin kuat identitas yang dibentuk, maka semakin mudah untuk mengulang perilakunya.

Misal Anda seorang sukarelawan di sebuah lembaga sosial, Anda mulai meyakini bahwa Anda adalah tipe orang yang dermawan & peduli dengan sesama. Semakin sering Anda hadir di kegiatan-kegiatan sosial, semakin kuat pula identitas Anda (sebagai seorang sukarelawan), dan semakin mudah melihat kegiatan sosial itu sebagai bagian dari diri Anda.

Ada sebuah quote di buku Atomic Habits:

“Setiap sesuatu yang Anda lakukan, seperti memberikan suara (vote) pada tipe orang seperti apa yang ingin Anda bentuk.”

James Clear

Setiap habit yang dilakukan, seperti memberi sugesti kepada diri: ”inilah aku yang sebenarnya”.

Dan ketika perilaku & identitas sudah selaras, kita tidak perlu lagi melakukan perubahan perilaku. Kita hanya melakukan sesuatu seperti tipe orang seperti apa yang kita percayai. Seperti kata Benjamin Franklin: “sesuatu yang Anda sering lakukan, membentuk suatu hal yang Anda percaya.”

Jadi, ini adalah pelajaran pertama yang bisa kita ambil: pikirkan identitas seperti apa yang Anda inginkan, dan tanyakan pada diri Anda: “tipe orang seperti apa yang bisa mendatangkan hasil yang Anda inginkan?”

Apa yang orang sehat lakukan? Apa yang orang produktif lakukan? Apa yang orang X lakukan?

Pertanyaan ini membantu memunculkan desired identity yang kita inginkan dan habit seperti apa yang mendukung identitas tersebut. Ini adalah cara untuk menentukan habit apa yang kita harus difokuskan.

Ini beberapa contoh menghubungkan habit dan identitas:

  • Kalau mau nulis buku, Anda harus fokus menjadi orang yang menulis setiap hari
  • Kalau mau belajar bahasa baru, Anda harus fokus menjadi orang yang belajar & praktek setiap hari
  • Kalau mau pensiun dini, Anda harus fokus menjadi orang yang menabung & investasi setiap bulan

Fokusnya harus pada tipe orang seperti apa, bukan pada mencapai hasil tertentu. Di awal, lebih penting untuk memberi suara pada identitas yang diinginkan daripada khawatir pada hasil yang ingin dicapai.

Habit akan membentuk identitas secara perlahan. Hampir tidak mungkin melihat hasilnya dalam waktu singkat. Kita bahkan tidak bisa membedakan diri kita kemarin dan hari ini.

Tapi dengan setiap repetisi yang kita lakukan, dengan setiap suara yang diberikan, identitas internal kita berubah secara perlahan.

Fokus pada menjadi (siapa) yang Anda inginkan, bukan pada (apa) yang ingin diraih.

Sekian dulu tulisan hari ini, sampai jumpa di tulisan selanjutnya…

Write A Comment