Ini adalah tulisan terakhir dari seri Better Habits Challenge. Seperti layaknya belajar di lembaga formal, di akhir pasti ada graduation (wisuda/kelulusan). Jadi hari ini kita membahas: habit graduation.

Istilah ini dipakai di Atomic Habits karena dua hal: Yang pertama, kita sudah lulus dalam menyelesaikan semua materi tentang Atomic Habits. Yang kedua, karena kita akan membahas bagaimana untuk lulus dan meningkat dari habit kecil ke habit yang lebih besar.

Mungkin ada pertanyaan yang muncul: “Apakah kita harus tetap pada habit kecil selamanya?”. “Masuk akan untuk mulai dari sesuatu yang kecil, tapi bagaimana kita tau kapan harus scale up?”

Ini adalah pertanyaan penting bagi siapapun yang komitmen pada continuous improvement. Ada beberapa cara yang berguna untuk menjawab pertanyaan ini.

Ketika kita memulai sebuah habit baru, akan terasa menyenangkan di awal karena: baru. Sesuatu yang baru memang selalu menarik. Seiring berjalannya waktu, habit menjadi rutinitas can cenderung kurang menarik. Bahkan kadang-kadang menjadi membosankan.

Ini bisa jadi salah satu sinyal pertama, bahwa ini adalah waktunya untuk “meluluskan habit” dan naik kelas ke level berikutnya. Jadi, kita scale up ketika sesuatu yang sebelumnya menantang, sekarang menjadi biasa saja.

Ketika habit lama jadi membosankan, ini saatnya untuk move on. Tapi kadang-kadang, ini bisa menjadi potensi kegagalan, karena ketika seseorang bosan, mereka mulai mencari sesuatu yang baru: solusi yang baru, metode yang lebih baik, program yang berbeda.

Akhirnya jadi lompat dari satu habit ke habit yang lain, dan tidak pernah cukup waktu untuk fokus ke satu hal dalam waktu yang lama untuk mendapatkan hasil. Jadi kuncinya ketika Anda merasa bosan, tetap pada habit yang sama, tapi temukan sesuatu yang baru untuk dikuasai agar dia jadi tetap menarik.

Contohnya, mungkin Anda terbiasa menulis 500 kata per hari dan sudah melakukannya selama 3 bulan. Ini jadi kurang menarik. Daripada menjadikannya sebagai alasan untuk pindah ke hal lain, misalnya rekam audio untuk podcast atau rekam video untuk Youtube, temukan satu hal baru untuk dikuasai, tapi masih terkait dengan menulis.

Mungkin dengan berusaha menguasai cara menulis headline yang lebih baik. Fokus baru pada hal kecil dari habit yang sama, memungkinkan Anda untuk tetap pada habit menulis, tapi menemukan sesuatu yang menarik untuk dikuasai.

Hal kedua yang bisa dicoba adalah dengan tetap pada habit yang sama, tapi ditingkatkan jumlah dan intensitasnya.

Contohnya, mungkin Anda mulai habit lari dengan pakai sepatu lalu berjalan di sekeliling rumah selama dua menit setiap hari. Setelah beberapa minggu, rutinitas ini jadi begitu mudah dan membosankan.

Pada tahap ini, Anda bisa meningkat jadi berjalan atau bahkan lari 5 atau 10 menit.

Pada kasus ini, potensi kegagalannya adalah lompat dari habit versi kecil ke versi yang terlalu besar. Bahkan setelah Anda lulus dari satu level ke level berikutnya, Anda tetap berada pada peningkatan yang kecil dan bertahap. Hanya karena Anda sudah menguasai art of showing up, bukan berarti Anda bisa lompat langsung ke garis finish.

ini adalah waktu yang tepat untuk tetap melanjutkan habit dari level “sangat mudah” ke level “sangat susah”.

Mulai dengan menguasai dua menit pertama dari versi terkecil dari habit, kemudian tingkatkan ke level menengah dan ulangi prosesnya. Menguasai setiap tahap sebelum pindah ke level berikutnya. Akhirnya, kita akan menyelesaikan habit yang awalnya dimulai dengan kecil.

Habit graduation adalah pilihan masing-masing individu. Kadang kita harus menebak kapan waktunya dan memillih level baru yang cukup menarik dan tidak membuat bosan, tapi cukup mudah sehingga kita tahu bahwa kita hampir pasti bisa melakukannya.

Pada tahap ini, kita cukup mengulang prosesnya: tingkatkan ke level berikutnya, kuasai bagian tersebut, dan jadikan ia normal, lalu ulangi.

Jika pada satu waktu, Anda tidak berhasil, kembali ke versi 2 menit yang sebelumnya.

Ada sebuah teori yang disebut dengan “goldilocks rule” sebuah filosofi yang berguna untuk diingat ketika mempertimbangkan seberapa besar lompatan yang harus diambil saat mau meningkatkan habit.

Goldilocks Rule menyatakan bahwa manusia mengalami level motivasi tertinggi ketika bekerja pada sebuah tugas dengan level: manageable difficult. Tidak terlalu susah, tidak terlalu mudah, pas aja. Ini adalah area dimana habit tetap menarik dan memotivasi.

Satu cara untuk tahu bahwa kita berada di goldilocks zone adalah Anda bisa merasa berhasil dan merasa susah hingga tertantang. Aspek kunci untuk difokuskan disini adalah cukup merasa berhasil.

Jika pada titik tertentu, Anda tidak lagi bisa berhasil konsisten, Anda tahu kalau Anda sudah melewati goldilocks zone dan Anda harus turun ke level yang lebih mudah. Anda hanya perlu “cukup berhasil” untuk merasa puas dan “cukup kepengen” untuk merasa tertantang.

Beberapa contohnya:

  • Saat Anda sudah menguasai pakai sepatu dan keluar rumah, tingkatkan ke berjalan lebih jauh. Begitu ia sudah terasa mudah, tingkatkan lagi.
  • Saat Anda sudah menguasai meletakkan pakaian kotor di keranjang laundry, tambahkan tugas bebersih lainnya: cuci piring langsung setelah dipakai. Begitu ia terasa mudah, tambahkan lagi tugas bebersih lainnya.
  • Saat Anda sudah bisa menabung Rp10ribu sehari, tingkatkan jadi Rp50ribu atau Rp100 ribu sehari. Terus tingkatkan sampai anda merasa “cukup”.

Hal ini lebih kepada seni daripada sains. Dorong diri Anda sedikit, hingga tidak lagi merasa bosan, tapi tidak sampai gagal melakukan.

Selamat wisuda!

Write A Comment